Pasar Desa Kemantren

  • Jun 26, 2023
Perdagangan

Potensi, hambatan dan tantangan pembangunan yang ada di Desa Kemantren didapat dari pengolahan hasil musrenbangdes, wawancara, dan observasi per-dusun Berbagai data yang masuk kemudian didisplay dan dipilah untuk ditarik sebagai potensi dan hambatan pembangunan Desa Kemantren. Dari sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Kemantren memiliki potensi yang sangat besar, baik di bidang sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA). Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya berbagai hambatan dan tantangan yang ada. Namun demikian, ke depan tantangan dan hambatan tersebut harus dapat teratasi setahap demi setahap agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan. Berikut potensi yang ada di Desa Kemantren yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan desa.

a. Potensi Desa di Bidang Perdagangan

Desa Kemantren adalah desa yang terletak bersebelahan dengan pusat perdagangan di Kecamatan Jabung, yakni pasar Kemantren, sehingga fasilitas yang ada sebagai obyek perdagangan yaitu Usaha (Home Industri) Tahu, Tempe, Tape, Makanan Ringan, Sayur Mayur dil. Sangat mudah dipasarkan yang didukung oleh fasilitas untuk jual beli barang dagangan yaitu pasar desa yang merupakan potensi yang cukup berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat desa Kemantren

Dengan adanya pasar desa yang telah dibangun oleh PNPM-MP tahun 2011 dan dilanjutkan dengan dana dari DD tahun 2017 dan swadaya masyarakat, maka para penjual dengan nyaman dapat berjualan dan dapat meningkatkan hasil penjualannya, dengan pasar desa yang baru, dapat lebih menarik para pembeli karena tempatnya yang cukup bersih dan nyaman. Bagi Desa juga dapat meningkatkan Pendapatan desa dengan pasar desa harapannya masyarakat dapat memasarkan hasil produksinya.

b. Potensi Prekonomian

Potensi ekonomi yang ada di desa Kemantren antara lain:

  1. Perusahaan/home industri Kerajinan kayu, anyaman bambu, bordil, batu merah, bataco, kursi bambu,
  2. Selep padi dan tepung, warung, kios, toko, grosir, wartel, termasuk usaha angkutan (dokar, ojeg, mikrolet dil.)
  3. Pasar Desa untuk memasarkan hasil produksi pertanian,home industri masyarakat desa Kemantren.

c. Potensi Sumber Daya Alam

Di Desa Kemantren secara umum mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani, didukung dengan adanya areal tanah yang luas dan boleh dikategorikan subur. Adapun potensi sumber daya alam yang dapat dihasilkan adalah sebagai berikut:

  1. Lahan pertanian/sawah seperti untuk tanaman padi, jagung,tebu yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya, karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
  2. Wilayah Desa Kemantren sangat baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi pedaging sapi perah, itik, ayam buras. kambing, bebek petelur, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk jenis temak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi usaha sampingan:
  3. Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik dan biogas.

d. Potensi Sumber Daya Manusia

  1. Hubungan yang baik dan kondusif antara pemerintah desa dengan masyarakat merupakan public sphere yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa yang kondusif.
  2. Siklus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya (utamanya adat Jawa, seperti Selamatan Muludan, Saparan, Sukuran Kelahiran Anak, Selamatan Kematian, Hajatan, Selamatan Bersih Desa/Suroan setiap tahun dil.):
  3. Besamya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi:
  4. Cukup tingginya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dalam pembangunan desa;
  5. Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat, inilah salah satu bentuk partisipasi warga
  6. Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga;
  7. Masih adanya swadaya masyarakat (urunan untuk pembangunan).
  8. Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun:
  9. Adanya kader kesehatan yang cukup, dari dokter sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun, termasuk adanya bidan desa, mantri praktek umum, dukun bayi/pijat urat dll
  10. Adanya penduduk yang mampu membuat kerajinan permeubelan kayu, /bordil, anyaman dsb, seperti disebutkan sebelumnya
  11.  Adanya kelembagaan (baik lembaga desa maupun LSM), organisasi (seperti Karang Taruna dil), dan kelompok-kelompok, pertanian, usaha dan keagamaan desa (Jamaah Tahlilistighotsah. TPQ, Remas dil) memudahkan dalam berkoordinasi setiap kegiatan pembangunan
  12. Dengan adanya digitalisasi di era milenium menyebabkan mudahnya akses pengetahuan tehnologi