Malanng, (04/01/2024) - Berdiri pada tahun 2021, produk "Minuman Tradisional Bu Eny" sudah menjadi usaha rumahan yang menjanjikan. Ide usaha ini didapat oleh Bu Eny, selaku pemilik bisnis, dari pelatihan UMKM yang diadakan di Balai Desa Kemantren sekitar pertengahan tahun 2020. Dari pelatihan itu, terbitlah keinginan Bu Eny untuk memiliki usaha kecil-kecilan menjelang Lebaran. Tak disangka, usaha skala kecil yang ia rintis ternyata berkembang pesat. Pada awalnya, Bu Erny hanya mencoba menjual sekitar 50 pcs. Akan tetapi, produk minuman tradisional milik Bu Eny justru mendapat sambutan positif dari konsumen. Usahanya ini berkembang pesat hingga ia dapat memproduksi hingga 300 karton.
Produk “Minuman Tradisisonal Bu Eny” memiliki dua varian rasa, yakni kunir asem dan temulawak. Harga yang ditawarkan minuman menyehatkan ini juga cukup murah yakni sekitar Rp.5000 per botol dan juga Rp. 27. 000 per kardus dengan isi 24 pcs. Untuk kemasan karton isi 24 pcs, “Minuman Tradisional Bu Eny” berisi 120 ml per cupnya. Meskipun para konsumen sempat sangsi produk ini menggunakan pemanis sintesis pasalnya harganya yang lebih murah dibandingkan yang lain, Bu Eny dapat meyakinkan pembeli bahwa produk minumannya menggunakan bahan-bahan alami. “Saya mematok harga murah tuh supaya terjangkau di kalangan masyarakat. Jadi, untung sedikit nggak masalah yang penting pelanggan nggak kabur,” jelas Bu Eny.
Dalam kesempatan ini, KKM 26 membantu produk usaha milik Bu Eny untuk mendapatkan sertifikasi halal. Untuk itu Bu Eny menjelaskan secara rinci bahan baku yang digunakan serta langkah-langkah dalam proses produksi minumannya. Dalam proses pembuatan minuman kunir asem, Bu Eny memerlukan bahan-bahan berupa air, kunyit, asam jawa, gula merah, gula pasir, garam dan natrium benzoat. Langkah pembuatannya pun cukup mudah. Bahan baku kuunyit diiris kemudian direbus bersamaan dnegan asam jawa hingga mendidih lalu disaring. Kemudian cairan tersebut ditambahkan gula merah, gula pasir, dan garam kemudian dididihkan lagi. Lalu proses selanjutnya apabila sudah mendidih cairan tersebut disaring dan ditambahkan natrium benzoat 0, 01% sebagai pengawet minuman. Kemudian cairan tersebut dapat dikemas dalam botol dan siap dipasarkan.
Bu Eny menerangkan bahwa produksi yang paling banyak ia hasilkan biasanya menjelang lebaran. “Orderan paling banyak biasanya tuh menjelang lebaran. Itu kisaran 700 kardus gitu,” jelas Bu Eny. Produksi itu ia persiapkan sebulan sebelum lebaran. Hal ini lantaran semua pengerjaannya dilakukan secara manual dengan dibantu beberapa orang yang merupakan keluarganya. Jadi apabila tidak dipersiapkan dari jauh hari, dikhawatirkan ketika orderan meningkat, proses produksi akan kewalahan. Para konsumen dapat memesan produk minuman ini melalui WhatsApp yang tertera dalam kemasan produk minuman tersebut. Pemasaran produk minuman ini masih di dalam wilayah Kecamatan Jabung saja. Meskipun demikian, Bu Eny berkomitmen untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin guna memenuhi kebutuhan konsumen di area tersebut.
#LP2MUINMalang #KKMUINMalang2023 #KKM26UINMalang #KKM26Kemantren
#KKM26KemantrenJabung2023
Kontributor: Mahasiswa KKM Kelompok 26 UIN Malang
Editor: Anggraeni Juwita